Sunday 9 July 2017

Skala Ph Dan Penggunaan Indikator Forex


Konsep mengenai asam dan basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh sekelompok senyawa dalam larutan luft. Berdasarkan sifat-sifat yang ditunjukkan tersebut, asam adalah senyawa yang mempunyai rasa asam dan memerahkan lakmus biru. Basa adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit dan membirukan lakmus merah Dalam larutan Luft, asam menghasilkan H dan basa menghasilkan OH -. Ion H dari asam dan Ionen OH - Dari basa akan bereaksi Membran H 2 O sehingga larutan bersifat netral. Keasaman dan Kebasaan Suatu Larutan Tergantung Pada Ion Mana Yang Dominan Dalam Larutan, Jika OH - H Maka Larutan Bersifat Netral, Contoh: H 10 -3 molL, Dari persamaan untuk Kesetimbangan Luft Diperoleh. Kw H OH - 1 x 10 -14 10 -3 x OH - 1 x 10 -14 OH - 10 -11 molL Berdasarkan Pengertian H dan OH -, Kita Dapat Mengetahui Skala pH, pH Adalah Logaritma negativ H atau ditulis sebagai berikut. PH-log H dan, pOH-log OH - Bila H 10 -3 molL, maka pH 3. Bila diketahui OH - 10 -2 molL, maka H 10 -14 10 -2 molL 10 -12 molL, maka pH 12. Untuk Asama dan basa lemah H dan OH - adalah sebagai berikut. H asam x a, atau OH - basa x b Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah waranya pada pH. Beberapa Indikator Berubah Warnanya Berubah Pada pH 7, Yang Lainnya Pada pH 4,5 atau 6,8 Dan Seterusna. Perubahan Warna Indikator Tergantung Pada H Dalam Larutan, Maka Indikator Asam Basa Digunakan Memperkirakan Keasaman Atau Kebasaan Larutan. Indikator Asam Basa Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil. Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (beraksi) dengan basa sebagai penitrasi. Beberapa Indikator Asam Basa Mempunyai Harga Kisaran pH Dan Perubahan Warna Dalam Bentuk Asam (HInd) Dan Basa (Ind -). Ich ndikator yang dipilihuntuk titrasi asam basa, adalah indikator yang mempunyai kisaran harga pH yang berada pada sekitar harga pH titik ekivalen. Asam dan b asa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang Pertama Menggunakan Indikator Warna, Yang Akan Menunjukkan Sifat Suatu Larutan Dengan Perubahan Warna Yang Terjadi. Misalnya Lakmus, Akan Berwarna Merah Dalam Larutan Yang Bersifat Asam Dan Akan Berwarna Biru Dalam Larutan Yang Bersifat Basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya pH merupakan suatu Parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman laruta n. Teori Asam - Basa Asam Dan Basa (Alkali) Sudah Dikenal Sejak Zaman Dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama mereka Istilah Asam Berasal Dari Bahasa Latein Acetum Yang Berarti Cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat H 3 CCOOH. Istilah alkali diambil dari bahasa arabisch untuk abu Juga sudah diketahui paling tidak selama tiga abad bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam. Teori asam basa banyak dikemukakan oleh beberapa ahli Teori-teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat asam basa merupakan suatu babak yang penting didalam sejarah ilmu kimia. Lavoisier (1777) menyatakan bahwa semua asam selalu mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen (nama oksigen diajukan oleh Lavoisier, diambil dari bahasa Yunani yang berarti 8220pembentuk Asam8221). Davy (1810) menunjukkan bahwa asam muriatat (asam hidroklorida) hanya mengandung wasserstoff dan klor, tidak mengandung oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang menjadi unsure dasar di dalam asam. Dalam teorinya tentang penguraian (disosiasi) elektrolit, Svante Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di dalam luft terurai menjadi ion-ion elektrolit yang kuat terurai sempurna elektrolit yang lemah hanya terurai sebagian. Suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan Ionen Wasserstoff (H) di sebut asam, misalnya HCl. Basa jika terurai menghasilkan ion hidroksida (OH -) Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktifitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang merupakan katalis paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang paling aik, yaitu asam kuat. Semakin kuat asam, semakin tinggi konsentrasi H di dalam larutannya. Ion H merupakan katalis yang sesungguhnya didalam sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH -. Enttäuschung keberhasilan dan manfaatnya, teori Arrhenius mempunyai beberapa keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah teori ini tidak mengenal senyawa lain sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH -. Hal ini menjadi penyajian ionisasi larutan amoni dengan pelarut air sebagai berikut. Tetapi zat NH 4 OH (Ammonium hidroksida) tidak pernah ada, zat tersebut tidak dapat diisolasi dalam bentuk murni seperti natrium hidroksida (NaOH). Selain itu, sejak zaman Arrhenius reaksi-reaksi sudah dilakukan dalam pelarut buka luft seperti ammoniak cair Beberapa dari reaksi-reaksi tersebut kelihatannya mempunyai sifat-sifat reaksi asam basa. Ternyata OH - tidak ada karena tidak ada atom oksigen dalam susunan tersebut. Misalnya ammonium khlorida dan natrium amida bereaksi didalam ammoniak cair, sebagai berikut. Reaksi lengkap NH & sub4; Cl NaNH & sub2; 8594 NaCl & sub2; NH & sub3; (17,7) Reaksiion. NH 4 Cl - Na NH 2 - 8594 Na Cl - 2NH 3 (17,8) Reaksi (17,9) dapat dianggap suatu reaksi asam-basa dengan NH 4 analog dengan H dan NH 2 - dengan OH -. Reaksi tersebut dapat dijelaskan melalui teori yang diajukan secara terpisah oleh J. N. Bronsted di Dänemark dan TM Lowry di inggris tahun 1923. Menurut teori Bronsted-Lowry, suatu asam adalah donor proton suatu basa adalah akseptor (penerima) proton (Petrucci, Ralph H.1986.Kimia Dasar Jilid 2.Halaman 260-262) pH-Wert Adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas Ionen Hidrogen (H) Yang Terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Dänemark Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan p pada pH. Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk Macht (pangkat), Yang Lainnya Merujuk Kata Bahasa Jerman Potenz (Yang Juga Berarti Pangkat), Dan Ada Pula Yang Merujuk Pada Kata Potenzial. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti logaritma negatif. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 176C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH Kurang Daripada Tujuh Krankheit Bersifat Asam. Dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia. Biologi Kedokteran Pertanian Ilmu pangan Rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah. PH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut luft. 5 pH-Verdünnungsmittel kuantitas tak ber dimensi. Dengan a H adalah aktivitas Ionen Hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa ein H dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektrode ion selektif yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen ion. PH umumnya diukur menggunakan elektrode gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektrode yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektrode referensi. Perbedaan potenial pada elektrode gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst: dengan E adalah potensial terukur, E 0 potenzielle elektrode standar, R tetapan gas. T temperatur dalam kelvin, F tetapan Faraday. Dan n adalah jumlah elektron yang ditransfer Potensial elektrode E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion hidrogen. Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas Ionen Hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektrode di kalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui. Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut. Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel galvani elektrode referensi konsentrasi larutan KCl larutan XH 2 Pt dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya ( Standar) diketahui pH (S). PH Larutan X Oleh Karenanya Perbedaan Antara pH Larutan X Dengan pH Larutan Standar Bergantung Hanya Pada Perbedaan Dua Potensa Yang Terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektrode yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH-Meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH (S). Nilai pH (S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC. Larutan Standar Yang Digunakan Sering Kali Merupakan Larutan Penyangga Standar. Dalam prakteknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektrode sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur maiul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya. Pengukuran Nilai pH Yang Sangat Rendah, Misalnya Pada Air Tambang Yang Sangat Asam, Memerlukan Prosedure Khusus. Kalibrasi elektrode pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan Parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas. P h merupakan salah satu contoh fungsi keasaman Konsentrasi Ionen Hidrogen Dapat Diukur Dalam Larutan Nicht-Akuatik, Namun Perhitungannya Akmen Menggunakan Fungsi Keasaman Yang Berbeda. PH-Superasam Biasanya Dihitung Menggunakan Fungsi Keasaman Hammett. H 0 Umumnya indikator asam-basa sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus Indikator asam basa dapat diukur dengan pH-Meter Yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit konduktivitas suatu larutan. Menurut definisi asli Srensen, pH didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi Ionen Hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH-Wert. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektrode yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan Grundstück Gran. Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potenial elektrode standar, E 0. dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk persamaan ini dapat digunakan untuk menurunkan konsentrasi ion hidrogen dari pengukuran eksperimental E. Faktor gradien biasanya lebih kecil sedikit dari satu. Untuk faktor gradien kurang dari 0,95, ini mengindikasikan bahwa elektrode tidak berfungsi dengan baik. Keberadaan elektrolit latar menjamin bahwa koefisien aktivitas ion hidrogen secara efektif konstan selama titrasi. Oleh karena ia konstan, maka nilainya dapat ditentukan sebagai satu dengan menentukan keadaan standarnya sebagai larutan yang mengandung elektrolit latar. Dengan menggunakan prosedur ini, aktivitas ion akan sama dengan nilai konsentrasi. Perbedaan antara pH dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan Bahwa pH pH 0,04. Pada prakteknya terminologi pH dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan. POH pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion hidroksida OH 8722. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari pH-Wert. Konsentrasi ion hidroksida dalam luft berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan dengan K W adalah tetapan swaionisasi Luft. Dengan menerapkan kologaritma: Sehingga, pada suhu kamar pOH 8776 14 8722 pH. Namun hubungan ini tidaklah selalu berlaku pada keadaan khusus lainnya. (Anonim. pH. Id. wikipedia. orgwikiPH) Salah satu pengukuran yang sangat penting dalam berbagai cairan proses (industri, farmasi, manufaktur, produksi makanan dan sebagainya) adalah pH, ​​yaitu Pengukuran Ion Hidrogen Dalam Suatu Larutan. Larutan dengan harga pH rendah dinamakan 8221asam8221 sedangkan yang harga pH-nya tinggi dinamakan 8221basa8221. Skala pH terentang dari 0 (asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan 7 adalah harga tengah mewakili air murni (netral). PH larutan dapat diukur dengan beberapa cara Secara kualitatif pH dapat diperkirakan dengan kertas Lakmus (Litmus) atau suatu indikator (kertas indikator pH). Seraca kuantitatif Pengukuran pH dapat digunakan elektroda potensiometrik. Elektroda ini memonitor perubahan voltase yang disebabkan oleh perubahan aktifitas ion hidrogen (H) dalam larutan. SKALA Ph dan PENGGUNAAN INDIKATOR SKALA Ph dan PENGGUNAAN INDIKATOR 1. TUJUAN: 1. Membuat larutan standar asam dan basa dalam Berbagai konsentrasi 2. Mengukur pH Larutan Dengan Berbagai Indikator. 3. Memilih Indikator Yang Sesuai Dengan pH-Wert. 4. Mengukur pH-Larutan-Dengan-pH-Meter. 2. PERTANYAAN PRA PRAKTEK 1. Fenolftalein Adalah Salah Satu Indikator Yang Lazim. Bagaimana warnanya dalam larutan asam dalam larutan basa Jawab: 8226 Dalam larutan asam. Tidak bewarna (bening) 8226 Dalam larutan basa. Merah 2. Apa Yang Dimaksud Dengan pH Berapa pH Larutan Netral Jawab: 8226 pH Adalah Parameter Yang Menunjukkan Keasaman Atau Kebasaan Suatu Zat Yang Dinyatakan Dengan Konsentrasi H Rumus pH Adalah pH - Log H 8226 pH Netral Adalah 7 3. Apabila 0,01 Mol HCl Ada dalam 10 liter larutan, berapa molaritasnya, berapa konsentrasi H. dan berapa pH-nya Jawab Dik: mol HCl 0,01 mol Volumen 10 Liter HCl H Cl-Dit: a. M b. H c. PH a. M HCl M HCl 0,001 M 10 & supmin; ³ M b. H M valensi asam H 10-3 M 1 H 10-3 M c. PH-log H pH-log10-3 M pH 3 4. Bagaimana hubungan H dengan OH - dalam larutan air, jika H 10-4 M Jawab. H2O H OH - Kw H OH - Kw 10-4 OH - OH - 10-14 10-4 OH - 10-10 M 3.LANDASAN TEORI Konsep mengenai asam dan basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh sekelompok senyawa dalam larutan luft. Berdasarkan sifat-sifat yang ditunjukkan tersebut, asam adalah senyawa yang mempunyai rasa asam dan memerahkan lakmus biru. Basa adalah senyawa yang mempunyai rasa pahit dan membirukan lakmus merah Dalam larutan Luft, asam menghasilkan H dan basa menghasilkan OH-. Ion H dari asam dan Ionen OH - Dari basa akan bereaksi membentuk H2O sehingga larutan bersifat netral. Keasaman dan Kebasaan Suatu Larutan Tergantung Pada Ion Mana Yang Dominan Dalam Larutan, Jika OH - H Maka Larutan Bersifat Netral, Contoh: H 10-3molL, Dari Persamaan Untuk Kesetimbangan Luft Diperoleh: Kw H OH - 1 x 10-14 10-3 x OH - 1 x 10-14 Jadi, OH - 10-11molL Skala pH Berdasarkan Pengertian H dan OH-, Kita Dapat Mengetahui Skala pH, pH Adalah Logaritma negativ H atau ditulis sebagai berikut. PH-log H dan, pOH-log OH - Contoh: Bila H 10-3molL, Maka pH 3. Bila Diketahui OH - 10-2molL, Maka H 10-1410-2 molL 10-12molL, Maka pH 12. Untuk asama dan Basa lemah H dan OH - adalah sebagai berikut: H asam xa, atau OH - basa xb Indikator asam basa merupakan senyawa yang warnanya dalam larutan asam maupun basa berbeda. Tidak semua indikator berubah waranya pada pH. Beberapa Indikator Berubah Warnanya Berubah Pada pH 7, Yang Lainnya Pada pH 4,5 atau 6,8 Dan Seterusna. Perubahan Warna Indikator Tergantung Pada H Dalam Larutan, Maka Indikator Asam Basa Digunakan Memperkirakan Keasaman Atau Kebasaan Larutan. Indikator Asam Basa Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil. Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi dengan basa sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi) dengan basa sebagai penitrasi. Beberapa Indikator Asam Basa Mempunyai Harga Kisaran pH Dan Perubahan Warna Dalam Bentuk Asam (HInd) Dan Basa (Ind-). Indikator Yang Dipilihuntuk Titrasi Asam Basa, Adalah Indikator Yang Mempunyai Kisaran Harga pH Yang Berada Pada Sekitar Harga pH Titik Ekivalen. Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang Pertama Menggunakan Indikator Warna, Yang Akan Menunjukkan Sifat Suatu Larutan Dengan Perubahan Warna Yang Terjadi. Misalnya Lakmus, Akan Berwarna Merah Dalam Larutan Yang Bersifat Asam Dan Akan Berwarna Biru Dalam Larutan Yang Bersifat Basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya pH merupakan suatu Parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Lihat tabel Nr. Indikator Intervall Perubahan Warna 1. Metil ungu 0,2 - 3,0 Kuning 8211 ungu 2. Timol Biru 1,2 - 2,8 Merah 8211 Kuning 3. Metil Jingga 3,1 - 4,4 Merah - Jingga - kuning 4. Brom fenol biru 3,0 - 4,6 Kuning 8211 biru - ungu 5. Kongo merah 3,0 - 5,0 Biru 8211 merah 6. Brom kesol hijau 3,8 - 5,4 Kuning 8211 biru 7. Metil Merah 4,4 - 6,2 Merah - Kuning 8. Bromeksol Merah Hijau 5,2 - 6,8 Kuning - Merah Jambu 9. Lakmus 4,5 - 8,5 Merah 8211 Biru 10. Bromtimol Biru 6,0 - 7 , 6 Kuning 8211 biru 11. Fenol merah 6,8 - 8,2 Kuning 8211 merah 12. Timol biru 8,0 - 9,6 Kuning 8211 biru 13. Fenolpftalain 8,3 - 10,0 Tak berwana - merah 14. Timolptalain 9,3 - 10,5 Kuning 8211 Biru 15. Alizarin Kuning 10 8211 12 Kuning 8211 Merah 16. Indigokarmin 11,4 - 13,0 Biru 8211 Kuning 17 Trinitrobenzol 12,0 - 14,0 Tak Berwana 8211 Jingga Teori Asam - Basa Asam dan basa (Alkali) sudah dikenal sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama mereka Istilah Asam Berasal Dari Bahasa Latein Acetum Yang Berarti Cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat H3CCOOH. Istilah alkali diambil dari bahasa arabisch untuk abu Juga sudah diketahui paling tidak selama tiga abad bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam. Teori asam basa banyak dikemukakan oleh beberapa ahli Teori-teori yang mencoba menerangkan sifat-sifat asam basa merupakan suatu babak yang penting didalam sejarah ilmu kimia. Lavoisier (1777) menyatakan bahwa semua asam selalu mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen (nama oksigen diajukan oleh Lavoisier, diambil dari bahasa Yunani yang berarti 8220pembentuk Asam8221). Davy (1810) menunjukkan bahwa asam muriatat (asam hidroklorida) hanya mengandung wasserstoff dan klor, tidak mengandung oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen yang menjadi unsure dasar di dalam asam. Teori Arrhenius Dalam teorinya tentang penguraian (disosiasi) elektrolit, Svante Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di dalam luft terurai menjadi ion-ion elektrolit yang kuat terurai sempurna elektrolit yang lemah hanya terurai sebagian. Suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan Ionen Wasserstoff (H) di sebut asam, misalnya HCl. HCl (aq) 8594 H (aq) Cl - (aq) Basa jika terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-) NaOH (aq) 8594 Na (aq) OH - (aq) Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktifitas katalis dari asam dalam reaksi - Reaksi tertentu Asam yang merupakan katalis paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang paling aik, yaitu asam kuat. Semakin kuat asam, semakin tinggi konsentrasi H di dalam larutannya. Ion H merupakan katalis yang sesungguhnya didalam sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-. Teori Bronsted-Niedrig. Enttäuschung keberhasilan dan manfaatnya, teori Arrhenius mempunyai beberapa keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah teori ini tidak mengenal senyawa lain sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-. (Aq) OH - (aq) Tetapi zat NH4OH (Ammonium hidroksida) tidak pernah ada, zat tersebut tidak dapat diisolasi dalam bentuk murni seperti natrium hidroksida (aq) OH - (aq) Tetapi zat NH4OH (ammonium hidroksida) tidak pernah ada, NaOH). Selain itu, sejak zaman Arrhenius reaksi-reaksi sudah dilakukan dalam pelarut buka luft seperti ammoniak cair Beberapa dari reaksi-reaksi tersebut kelihatannya mempunyai sifat-sifat reaksi asam basa. Ternyata OH - tidak ada karena tidak ada atom oksigen dalam susunan tersebut. Misalnya ammonium khlorida dan natrium amida bereaksi didalam ammoniak cair, sebagai berikut: Reaksi lengkap. NH & sub4; Cl NaNH & sub2; 8594 NaCl & sub2; NH & sub3; (17,7) Reaksiion. NH & sub4; Cl-Na NH & sub2; -8594 NaCl-2NH & sub3; (17,8) Reaksi-Ionen-Bersih. NH4 NH2- 8594 2 NH3 (17.9) Reaksi (17.9) dapat dianggap suatu reaksi asam-basa dengan NH4 analog dengan H dan NH2- dengan OH-. Reaksi tersebut dapat dijelaskan melalui teori yang diajukan secara terpisah oleh J. N. Bronsted di Dänemark dan TM Lowry di inggris tahun 1923. Menurut teori Bronsted-Lowry, suatu asam adalah donor proton suatu basa adalah akseptor (penerima) proton (Petrucci, Ralph H.1986.Kimia Dasar Jilid 2.Halaman 260-262) pH-Wert PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas Ionen Hidrogen (H) Yang Terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Dänemark Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan p pada pH. Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk Macht (pangkat), Yang Lainnya Merujuk Kata Bahasa Jerman Potenz (Yang Juga Berarti Pangkat), Dan Ada Pula Yang Merujuk Pada Kata Potenzial. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti logaritma negatif. Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 176C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH Kurang Daripada Tujuh Bonbut Bersifat Asam, Dan Larutan Dengan pH Lebih Daripada Tujuh Dikatakan Bersifat Basa Atau Alkali. Pengukuran pH-Sangatlah Penting Dalam Bidang Yang Terkait Dengan Kehidupan Atau Industri Pengolahan Kimia Seperti Kimia, Biologi, Kedokteran, Pertanian, ilmu Pangan, Rekayasa (Keteknikan), Dan Oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah. PH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air.5 pH merupakan kuantitas tak berdimensi. Dengan ah adalah aktivitas ion hidrogen. Alasan penggunaan definisi ini adalah bahwa aH dapat diukur secara eksperimental menggunakan elektrode ion selektif yang merespon terhadap aktivitas ion hidrogen ion. PH umumnya diukur menggunakan elektrode gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektrode yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektrode referensi. Perbedaan potenial pada elektrode gelas ini idealnya mengikuti persamaan Nernst: dengan E adalah potensial terukur, E0 potenial elektrode standar, R tetapan gas, T temperatur dalam kelvin, F tetapan Faraday, dan n adalah jumlah elektron yang ditransfer. Potensial elektrode E berbanding lurus dengan logartima aktivitas ion hidrogen. Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas Ionen Hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektrode dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui. Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX Sel galvani elektrode referensi konsentrasi larutan KCl larutan X H2 Pt Dan kemudian ukur gaya elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya (standar) diketahui pH (S). PH Larutan X Oleh Karenanya Perbedaan Antara pH Larutan X Dengan pH Larutan Standar Bergantung Hanya Pada Perbedaan Dua Potensa Yang Terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektrode yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH-Meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH (S). Nilai pH (S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC. Larutan Standar Yang Digunakan Sering Kali Merupakan Larutan Penyangga Standar. Dalam prakteknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektrode sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur maiul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya. Pengukuran Nilai pH Yang Sangat Rendah, Misalnya Pada Air Tambang Yang Sangat Asam, Memerlukan Prosedure Khusus. Kalibrasi elektrode pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan Parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas. PH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman Konsentrasi Ionen Hidrogen Dapat Diukur Dalam Larutan Nicht-Akuatik, Namun Perhitungannya Akmen Menggunakan Fungsi Keasaman Yang Berbeda. PH-Superasam Biasanya Dihitung Menggunakan Fungsi Keasaman Hammett, H0. Umumnya indikator asam-basa sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit konduktivitas suatu larutan. 4.ALAT DAN BAHAN - ALAT Tabung Reaksi Pipet Tetes Batang Pengaduk Elektrode pH Meter Pembakar Bunsen Korek Api Gelas Piala - BAHAN HCl 0,01 M Meti Merah Aquades Metil Jingga NaOH 0,01 M Alizarin Kuning Fenolftalein Metil Ungu Kongo Merah Timol Biru Brontimol Biru Larutan Cuka Sari Buah Jeruk Aspirin Minuman Berkarbonat Amonia Detergen Cair 5.PROSEDUR KERJA A. Daerah Asam pH 2 Sampai 6 Larutan Standar HCl 0,01 M (pH2) Dimasukkan Dalam Tabue Reaksi Diambil 1 M Diencerkan Dengan 9 ml Luft suling Yang Sudah Dididihkan Diaduk Pelan - Pelan Larutan HCl pH3 Diambil 1 mL Dimasukkan ke dalam tabung reaksi ke-2 Diencerkan dengan9 mL luft suling yang sudah dididihkan Diaduk pelan-pelan Larutan HCl pH4 Dengan cara yang sama dibuat larutan pH 5 dan 6 Hasil B. Daerah Netral pH 7 Luft yang telah Dididihkan Dimasukkan dalam tabue reaksi Hasil C. Daerah basa pH 8-12 NaOH 0,01 M (pH12) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi Diencerkan 1mL dengan 9 mL Luft Yang telah dididihkan Diaduk Larutan NaOH pH 11 Dengan cara Yang Sama Dibuat pH 10, 9 , Dan 8 1 mL setiap larutan dibuat bagian A, B, dan C Diberi Etikett setiap larutan sesuai pH Diteteskan 1 tetes indikator pada setiap tabue reaksi sampai berubah warna Diamati dan dicatat perubahan warna indikator pada setiap pH Indikator yang digunakan berturut-turut adalah jingga metil , Fenolftalein, brontimol biru, alizarin kuning, dan metil merah Hasil 8195 D. Penunjuk pH berbagai zat a. Larutan cuka (diencerkan 10180) b. Sari buah anggurjeruk c. Minuman bikarbonat (diencerkan 50) d. Shampo e. Detergen cair (Larutan 5) f. Amoniak untuk keperluan rumah tangga g. Soda Kue (Larutan 10) h. Tablette Aspirin (asam salisilat dilarutkan dalam 200 mL Luft) 2 mL setiap larutan dimasukkan masing-masing ke dalam tabung reaksi Ditetesi 2 tetes indikator yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabue reaksi Dibandingkan warnanya dengan larutan standar Ditentukan pH sesuai warna Hasil E. Penentuan PH Dengan Menggunakan pH-Meter pH-Meter Dikalibrasi Elektrode Dicelupkan ke Dalam Larutan Standar Dicatat Pembacaan pH-Meter Hasil pH Standar Jenis Indikator Fenolftalein Kongo Merah Brontimol Biru Metil Merah 2 Tak Berwarna Merah Biru Rosa 3 Tak Berwarna Merah Hijau Kuning 4 Tak Berwarna Merah Biru Kuning 5 Tak Berwarna Merah Biru Kuning 6 Tak Berwarna Merah Biru Kuning 7 Tak Berwarna Hitam Hijau Pink Muda 8 Tak Berwarna Hitam Hijau Pink 9 Tak Berwarna Hitam Hijau Tak Berwarna 10 Pink Merah Biru Kuning 11 Pink Merah Biru Kuning 12 Pink Merah Biru Kuning Trayek pH Indikator Kongo Merah 3,8 - 5,4 Trayek pH Indikator Metil Merah 4,4 -6,2 Trayek pH Indikator Brontimol Biru 6,0 - 7,6 Trayek pH Indikator Fenolftalein 8,3 - 10,0 Nein Nama Zat Sampel Jenis Indikator Fenolftalein Kongo Merah Brontimol Biru Metil Merah 1 Cuka Kuning Ungu Gelap Kuning Pekat Merah Muda 2 Pulpy Kuning Pudar Hitam Kuning Merah Muda 3 Sprite Tak Berwarna Hitam Kuning Pekat Merah Muda 4 Shampoo Merah Muda Merah Kuning Merah Muda 5 Sonnenlicht Hijau Merah Hijau Kuning Kuning Bening 6 Soda Kue Merah Muda Merah Darah Biru Tua Kuning Pudar 7 Aspirin Ungu Merah Darah Biru Hijau pH Standar Jenis Indikator Metil Jingga Alizarin Kuning Metil Ungu Timol Biru 2 Merah Kuning Ungu Jingga 3 Jingga Kuning Ungu Kuning 4 Merah Kuning Ungu Orange 5 Merah Kuning Ungu Orange 6 Merah Kuning Ungu Orange Trayek pH Indikator Metil Ungu 0,2 - 3,0 Trayek pH Indikator Timol Biru 1,2 - 2,8 Trayek pH Indikator Metil Jingga 3,1 - 4,4 Trayek pH Indikator Alizarin Kuning 10,0 - 12,0 Keine Nama Zat Sampel Jenis Indikator Metil Jingga Alizarin Kuning Metil Ungu Timol Biru 1 Cuka Merah Kuning Ungu Biru 2 Pulpy Jingga Kuning Ungu Orange 3 Sprite Merah Orange Ungu Kuning 4 Shampoo Jingga Kuning Ungu Jingga 5 Sonnenlicht Jingga Merah Ungu Kuning 6 Soda Kue Orange Merah Ungu Kuning 7 Aspirin Kuning Ungu Ungu Biru Dalam Percobaan ini dilakukan Beberapa Percobaan Yang Terdiri Dari 11 jenis Larutan Yaitu Larutan Dengan pH 2 Sampai pH 12, Serta 7 Macam jenis Sampel Yaitu Shampoo, Soda Kue, Sprite, Cuka. Brei, sonnenlicht als aspirin Untuk masing-masing larutan dengan pH-Wert Yang berbeda (dari pH 2-12) ditetesi dengan 8 macam indikator. Pada percobaan I, pH 2 sampai pH 12 ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo Merah, dan Fenolftalein. Pada percobaan II, pH 2 sampai pH 12 seharusnya ditetesi dengan 4 macam indikator yaitu, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol Biru, namun karena praktikan salah mengartikan petunjuk yang diberikan oleh asisten, sehingga larutan yang diuji hanya dari pH 2 sampai pH 6.. Kemudian percobaan I dan II dicatat perubahan warnanya. Setelah masing-masing larutan menunjukkan warna yang berbeda, 7 sampel yang sudah disiapkan tadi juga masing-masing ditetesi dengan 8 indikator diatas, kemudian diamati perubahan warnanya lalu ditentukan pH nya. ein. Membuat pH 2 Untuk membuat larutan standar dengan pH 2, digunakan larutan HCl 0,01 M dan telah disediakan oleh asisten. HCl H Cl - b. Larutan pH 3 Untuk membuat pH 3, diambil 1 mL larutan HCl 0,01 M kemudian ditambahkan aquades 9 mL, sehingga volumenya manjadi 10 mL. M1 V1 M2 V2 pH - log 10-3 10-2 1 M2 10 - log 10-3 M2 10-3 pH 3 8195 c. Membuat pH 4 1 mL dari pH 3 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pH - log 10-4 10-3 1 M2 10 - log 10-4 M2 10-4 pH 4 d. Membuat pH 5 1 mL dari pH 4 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pH - log 10-5 10-4 1 M2 10 - log 10-5 M2 10-5 pH 5 e. Membuat pH 6 1 mL dari pH 5 ditambahkan air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pH - log 10-6 10-5 1 M2 10 - log 10-6 M2 10-6 pH 6 f. Membuat pH 7 Dengan mendidihkan air. dan dimasukkan kedalam tabung reaksi. g. Membuat pH 12 Larutan dengan ph 12 telah disediakan oleh asisten dengan menggunakan NaOH 0,01 M. h. Membuat pH 11 1 mL dari pH 12 ditambah air hingga volumenya 10 mL M1 V1 M2 V2 pOH - log OH - pH 14 - pOH 10-2 1 M2 10 - log 10-3 14 - 3 M2 10-3 pOH 3 pH 11 Untuk mendapatkan pH 10, 9 dan 8, digunakan cara untuk memperoleh pH 11. 8195 Ketujuh sampel yang diujikan pada percobaan kali ini, yaitu sprite, soda, shampoo, aspirin, cuka, soda kue dan sunlight yang kemudian masing-masing ditetesi 8 indikator, yaitu Metil Merah, Brontimol Biru, Kongo Merah, Fenolftalein, Metil Ungu, Alizarin Kuning, Metil Jingga, dan Timol Biru. Kemudian dicatat perubahan warnanya dan ditentukan pH berdasarkan perubahan warna yang terjadi. Dari hasil percobaan, dari perubahan warna yang terjadi dapat disimpulkan bahwa shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa. cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral. 9.DISKUSI Pada percobaan ini, larutan yang bersifat asam adalah cuka, pulpy, dan sprite yang mempunyai trayek pH dibawah 7. Aspirin bersifat netral dengan pH 7, sedangkan shampoo, detergen cair, soda kue bersifat basa karena memiliki trayek pH di atas 7. Banyak kesalahan yang tejadi pada percobaan ini, contohnya pada pH 2- 6, pada penambahan Kongo Merah, sesuai dengan teori, perubahan warna yang terjadi adalah Kuning-Biru, namun perubahan yang terjadi adalah warna merah, hal ini tidak sesuai dengan teori. Kesalahan-kesalahan pada percobaan ini kemungkinan disebabkan karena kadar pH yang dimasukkan tidak sesuai dengan petunjuk atau pada saat memasukkan indikator tidak tepat atau mengenai dinding tabung reaksi atau pula karena tabung reaksi yang digunakan tidak bersih, dapat pula karena kurang teliti dalam pengocokan warna larutan. 10.PERTANYAAN PASCA PRAKTEK 1. Mengapa soda kue bersifat basa Jelaskan. Jawab. Karena pH soda kue diatas 7, maka soda kue tergolong basa. 2. Setelah anda melakukan percobaan, kelompokkanlah zat pada percobaan D menjadi kelompok Asam. Netral dan Basa. Jawab. Shampoo, detergen cair, soda kue, bersifat basa. cuka, pulpy, dan sprite bersifat asam, serta aspirin bersifat netral. Larutan basa: pH 7 Larutan netral. pH 7 Larutan asam. pH

No comments:

Post a Comment